Thursday, December 2, 2010

fuLL oF iNspiRatIon..

salam sume..
skrg sebenarnya mmg tgh letih gler..
ttp sy tgh tggu somebody..
so sdg trtonggek menunggu nie..
i pon skodeng la mne2 blog yg menambat sanubari i..wahh2..gedix..hakhak..
klik sana..klik cni..
n finally i found this..really inspiring!
so slmt membaca..^_^


tersebutlah sebuah al-kisah di bumi sakura...

“You know what, I’m a Muslim” kata seorang wanita lingkungan 40-an di dalam bas kepada seorang sahabat saya. Pandangan mata sahabat saya tidak berkelip memerhatikan wanita tersebut. Dengan skirt pendek paras paha, dipadankan dengan one piece ketat berlengan panjang, diselitkan pula hiasan bunga sebesar tapak tangan di rambut; sememangnya seorang wanita Amerika moden.
*************************************************************************************
Saya bergegas ke stesen train. Temujanji dengan sahabat saya untuk melihat koyou (daun luruh) pada waktu malam. Sesampainya di stesen train, saya dikejutkan dengan kehadiran seorang wanita mat saleh. “Hello nice to meet you. My name is Dez”, sapanya ramah. “Owh..nice to meet you too. My name is Maslinda”, balas saya. Agak gagap untuk bertutur dalam bahasa Inggeris. “Ok let’s go!” ujarnya ceria. 

Saya yang masih tercungap-cungap hanya menurut di belakangnya. Pada masa itu, sempat sahabat saya berbisik “eyh dia Islam tau…”. Bulat mata saya mendengarnya. “Biar betul!” jerit saya di dalam hati. Pelik! Kagum! Pelik dengan pakaiannya…tetapi kagum dia masih mengaku dirinya Islam. Tidak seperti di Malaysia, orang Islam malu untuk mengaku diri sendiri Islam.

“So…how’s Malaysia?” Dez memulakan perbualan sementara menunggu train. “Very good country, very nice people…” ujar senior saya. Yakin! 

“You know what, in this world there are two kinds of people. Cooperative and competitive,” balas Dez gaya seorang sensei. Sememangnya Dez seorang pensyarah sambilan di universiti tempat saya belajar. “In America there are China Towns. You know why?” tanyanya. “Because the Chinese cooperate with their own race but compete with other races” jawabnya sebelum kami sempat memberi apa-apa reaksi. “That make sense. Because in Malaysia also has the China Town”, sokong sahabat saya. “So..the Chinese are same everywhere”, balas saya pula acuh tak acuh. “It’s already became their habit and their tradition. But..not all the Chinese are like that. Wherever you are, they are bad people and good people. You responsibility is to find the good people and just say bye to the bad one”, sambung Dez panjang lebar.

“京都方面大阪行きの電車が1番乗り場に参ります。黄色い線までお下がりください”suara announcer menghentikan perbualan kami. Alhamdulillah, train pada waktu malam sememangnya tidak begitu ramai penumpang. Kami mengambil tempat duduk. Menghadap antara satu sama lain.
“I can’t understand why people do feel sad”, katanya kembali memulakan bicara. “you’ve never feel sad before?” tanya saya. Agak terkejut dengan penyataannya. “No. I CHOOSE not to feel sad”. Kami tersenyum sumbing. “How can you choose? Feeling is not something we can choose. We just FEEL”, balas sahabat saya. “Even the coin has two sides. You can choose which side you want. The head or the tail. It’s your own feeling, your own heart, you can choose what feeling do you like to feel..”. saya memandang senior yang duduk di hadapan. Saling bertukar pandangan. Pusing!

“You have to try to practice this. I practice this only since the last Ramadhan and I already can feel the different”. Kami memasang telinga. Agak berminat dengan apa yang akan dikatakannya. “every night before you sleep say this “Alhamdulillah, thank you Allah for the wonderful day I HAD”, and when you wake up in the morning, you just have to say this “Alhamdulillah, thank you Allah for the wonderful day I WILL have,” practice this for a week and you can feel the difference”, ujarnya sambil tersenyum. “what is the significant of doing this and what’s the relation with choosing the feeling”, tanya senior saya ingin tahu. “by doing this every night before you sleep, you are actually train yourself to be grateful to Allah no matter what happened in the day…and when you wake up in the morning, you are actually setting your mind to focus only in the positive things that will happen in the day”, terangnya ringkas. “you cannot stress yourself. It’s a SIN to hurt yourself”, tegasnya lagi. Kami terdiam. Masing-masing memikirkan kebenaran kata-katanya.

“How about this? Sometimes I already set my mind to do my best for today. I want to contribute something to my group. But in the end, I can’t do my best. I’m just a burden to my group” saya meluahkan apa yang terbuku di hati. Sememangnya kebelakangan ini saya agak stress dengan study dan sebagainya.
Dez: do you have a family?
Saya: yes!
Dez: is it a good family?
Saya: yes!
Dez: is that a problem?
Saya: no!
Dez: are you heathly?
Saya: yes!
Dez: is that a problem?
Saya: no!

“Then what is your probem?” saya tercengang. Tidak tahu untuk membalas kata-katanya. “From zillions of good things you got, you just look on the one tiny little ‘bad’ thing that Allah gave you. More importantly, it’s not a bad thing. It is YOU who look at it in a negative way. It is YOU who think it is bad. Allah said in the Quran.. “ALLAH never burden on any soul a responsibility beyond its ability..” why do people only focusing on the black, tiny dot..not on a white, large canvas?” ujarnya lagi lagak seorang ustazah pula. “Astaghfirullah..”saya beristighfar di dalam hati. Sedar bahawa diri ini sering menjadi hamba yang tidak mensyukuri nikmat-Nya. Juga tidak menyangka hujah ayat al-quran akan keluar dari mulut seorang wanita moden Amerika.

Sampai di Kyoto, kami berpisah. “I hope we all can see each other again. Insya-Allah. Assalamualaikum”. Saya melihat Dez melangkah semakin menjauh. Dalam hati, saya mendoakan supaya dirinya diberi hidayah untuk menutup aurat dan menjadi seorang Muslimah sejati. Islamnya sudah kuat, bahkan mungkin lebih kuat dari kami yang bertudung. Pertemuan dengan Dez benar-benar meninggalkan kesan yang mendalam dalam hati kami. Oh Allah, berilah dirinya dan diri kami Hidayah untuk kami berubah dan menjadi Muslimah sejati…amin

No comments:

Post a Comment